RAEZHITA KUSMIA HARDI
(Segenggam Harapan)
Lahir
sekitar 21Tahun yang lalu tepat pukul 09.00 di sebuah Kota besar yaitu
Surabaya. Gadis kecil yang cantik, suci, pintar. Dia adalah putri pertama dari
keluarga kecil yang berbeda kota. Putri pertama dan cucu pertama dari keluarga
sang ibu ini disambut dengan bangga dan sangat dimanjakan. Gadis ini terlahir
sempurna dan sehat, saat ia menginjak usia 1th kedua orangtuanya merayakan hari
bahagianya secara mewah dan penuh kasih sayang. Hampir setiap bertambahnya usia
gadis tersebut hingga ia berusia 5th sang ibu dan ayahnya selalu
mengadakan pesta untuknya. Hingga pada akhirnya tepat diusianya yang ke 5th
ia memiliki seorang adik laki-laki yang sangat tampan,menggemaskan,dan gagah.
Mojokerto 24 Januari 1998 sang adik yang bernama Ricco Kusuma Hardi tersebut
telah lahir didunia. Pada saat itu kasih sayang dan perhatiannya terbagi dengan
saudaranya. Dengan bangga sang kakak menyambutnya dengan penuh kasih sayang
tanpa ada perselisihan ataupun ketidakadilan seperti yang dialami oleh orang
lain. Waktu berlalu begitu cepat hinga sang gadis tersebut beranjak puber. Masa
pubertas adalah masa yang sangat ditunggu oleh anak usia 12th yang
sedang mengenyam pendidikan di bangku SMP (Junior High School). Gadis tersebut
bersekolah di SMP Negeri 7 di Kota Mojokerto kota kecil yang ada di Jawa Timur.
Seiring waktu berlalu di masa pubertasnya sang gadis ini selalu mengalami hinaan
bahkan cacian dari sebagian kawan disekolahnya. Bullying dia alami hingga dia
duduk di kelas 3 SMP. Selama dia bersekolah bullying tak pernah mangkir dari
kehidupannya, bahkan hamper dia merasa frustasi dan menginginkan untuk pindah
dari sekolah tersebut. Setiap malam dirumah sebelum dia tertidur baying-bayang
akan hinaan tersebut selalu terbawa hingga kemimpi. Yang selalu dia ingat
adalah hinaan dari anak laki-laki yang bernama Arga Risyaf anak laki berawakan
tidak terlalu tinggi, berkulit hitam,anak basket yang merasa dirinya sangat
sempurna dimata anak perempuan yang lain, merasa dirinya adalah sang “Flamboyan”. Kata-kata yang hingga
sekarang diusia 21th masih selalu diingat dan akan selalu ditanamkan pada
pemikirannya. Hingga sang gadis tersebut sempat marah terhadap dirinya sendiri
dan menyalahkan dirinya sendiri apakah ada yang salah pada dirinya. Diusianya
yang ke 15th adalah masa yang sangat indah dan kekeluargaan. Masa
pubertas yang kelam telah ia lalui berganti dengan masadepan yang indah dengan
kawan-kawan baru. Dia bersekolah di SMA Katolik “ST” Thomas Aquino Mojokerto
dengan jurusan IPS yang dia senangi. Di usianya yang ke 17th (Sweet
Seventeen) saat masa liburan setelah Ujian Akhir Nasional yang diadakan oleh
pemerintah sekolahnya mengajak berlibur ke Bali (Paradisenya Indonesia)
disanalah dia menemukan seseorang yang membuatnya merasa lebih baik dan sejenak
melupakan masa suramnya saat pubuertas. Perkenalan yang singkat gadis tersebut
merasa dirinya sangatlah istimewa sebab, salah satu guide wisata yang ada
didalam bus sekolahnya menyatakan perasaan cintanya kepada gadis tersebut
dengan izin dari sang guru dimuka umum. Singkat cerita sang gadis tersebut
menjalin hubungan (relationship) meskipun dengan jarak usia hingga 6th
diatasnya. Perjalanan cinta mereka terjalin hanya seumur jagung yaitu 6 bulan
lamanya dengan sistem Long Distern Relationship (LDR). Percintaan yang sangat
rumit dan dia sangat patah hati dengan kisanya. Hingga setiap dia melihat
foto-foto saat di Bali dia selalu menangis dan kecewa. Namun dibalik itu semua
dia masih sangat bangga dengan dukungan dari kedua orangtuanya dan sahabatnya.
Bahwa apa yang ditakdirnkan Tuhan untuk saat ini selalu ada Hikmah dibalik itu
semua.
Surabaya
tahun 2011 remaja tersebut masuk ke sebuah Perguruan Tinggi yang sebenarnya
bukan termasuk pilihan utamanya namun apadaya hanya Universitas tersebutlah
yang sesuai denga ekonomi keluarga. Sistem Informasi dan di Fakultas Teknologi
Industri adalah Jurusan yang diambilnya. Awalnya dia mengira apa yang dia ambil
sesuai dengan apa yang diinginkannya namun semua tidak seperti itu. Diawal
perkuliahan dia sangat kesuliatan dengan beberapa matakuliah yang ada hingga
pada akhirnya dia memperoleh IPK yang sangat buruk. Namun dia selalu tak patah
arah, saat masuk ke semester 2 beberapa nilai matakuliahnya pun meningkat dan
memperoleh IPK yang sangat memuaskan bagi dirinya bahkan hingga dia masuk pada
semester tua. Dengan ini saya selalu berfikir bahwa Tuhan selalu ada dan selalu
mendengar keluh kesal dari hambanya. Maka janganlah kalian mudah putus asa
untuk suatu masalah yang ringan….
To be continued……




























